Satukan Tujuan Langsung Indonesia Maju



Satukan Tujuan Langsung Indonesia Maju

Kemerdekaan ialah hak segala bangsa dan oleh sebab itu maka penjajahan diatas dunia harus di hapuskan. Karena tidak sesuai dengan peri kemanusiaan dan peri keadilan. Sepenggal kalimat itu yang sering kita dengar di pembukaan Undang-undang dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Hal ini tercermin dalam pelajaran budi pekerti dan kewarganegaraan di jenjang SMP, siswa wajib menghafalkannya. Jika kita lihat dari sejarahnya 3,5 abad kita di jajah oleh Belanda. Lalu para pahlawan berjuang dengan sporadis seperti Patimura, Sultan Hasanudin, Pengeran Diponegoro, dan lain-lainnya sudah membuat Belanda kerepotan. Akhirnya bubarlah VOC, kongsi dagang yang sangat kaya pada masanya.

Lanjut tahun berganti kita rubah gaya perjuangan kita dengan membuat organisasi pergerakan nasional dengan berlandaskan paham nasionalisme. Budi Utomo sebagai pelopor di bidang pendidikan dan kebudayaan, membuat pemuda kita menjadi kritis dan pintar. Lalu Serikat Dagang Islam yang dipimpin oleh Kyai Haji Samanhudi, membuat ekonomi kita kuat untuk melawan para pedagang asing dari tiongkok. Akhirnya kita membuat organisasi politik macam Indische partij, PNI, GAPI dan lain-lainnya. Sampai akhirnya kita duduk di Volksradd (DPR pada masa penjajahan). Perjuangan lebih teroganisir dan memiliki tujuan yang jelas.

Belanda pun pergi muncullah Jepang dengan segala tipu dayanya yang menganggap kita saudara mudanya. Kita tak pantang menyerah, lagi-lagi dengan gaya yang sama agak tenang dan kalem bekerja sama, akhirnya dibentuk BPUPKI. Kita bisa membuat dasar negara yaitu pancasila yang sudah pasti kita junjung terus ideologi tersebut. Singkatnya kita bisa memproklamasikan Kemerdekaan tepat di tanggal 17 Agustus 1945. Sekarang kita sudah 75 tahun merdeka dengan jargon Indonesia maju. Bagaimana bisa membuat Indonesia maju ???

Salah satu jalannya adalah dengan pendidikan. Lihat sejarah organisasi pergerakan nasional. Budi Utomo yang dianggap sebagai pelopornya karena mereka bergerak di bidang pendidikan dan kebudayaan. Orang yang berpendidikan sudah pasti banyak belajar dan kaya akan pengalaman. Lihat saja bapak ibu guru kita ketika jaman sekolah dahulu, sangat kaya akan pengalaman dan inspirasi. Murid-murid millenial jaman sekarang butuh kejelasan itu, jadi bapak ibu guru tidak boleh hanya transfer ilmu karena kalah dengan google yang tahu segalanya. Bapak ibu guru harus menginspirasi dan menjadi contoh yang baik di depan murid-murid. Misalnya simple saja bapak guru jangan sampai merokok di depan siswanya. Lalu ibu guru jangan sampai mengupdate di media sosial pribadinya hal-hal yang tidak baik. Akhirnya murid-murid kita akan mencontoh gurunya.

Guru harus menjadi tauladan seperti Nabi Muhammad SAW. Memang sulit tapi para guru harus mencobanya. Kemudian guru harus selalu update ilmu, jangan hanya update status. Jadi guru bisa mengetahui masalah para millenial sekarang. Masalahnya anak muda sekarang sulit menemukan potensi karena sibuk bermain gawai. Guru harus mengarahkan murid ke hal-hal positif seperti olahraga, musik, seni, menulis buku, otomotif dan mungkin animasi digital seperti di Jepang atau Malaysia. Keahlian di bidang-bidang tersebut lah yang akan membuat mereka tidak akan kesulitan mencari pekerjaan di masa yang akan datang. Karena mereka sudah hobi menjalankannya sehingga mereka mau bersaing seperti halnya di negara-negera maju macam asia timur yaitu Jepang dan Korea. 

Masa pandemi Covid19 ini membuat harus dilakukannya pembelajaran daring. Guru harus dituntut lebih keren lagi. Pembelajaran via zoom akan memakan quota dan pastinya akan menyusahkan murid-murid. Cara mudahnya kita pakai aplikasi whatsapp. Kita buat diskusi grup di dalamnya, walaupun terkadang diskusi melebar guru harus bisa menjadi penengah yang baik. Lalu untuk tugas latihan kita pakai aplikasi google form dan apabila ada murid yang mendapatkan nilai kuis yang bagus, guru berikan reward sehingga ia akan bersemangat mengerjakan tugas. Dan untuk yang malas  guru beri punishment dengan di share poster bergambar murid malas tersebut bertuliskan buronan sehingga ia akan jera dan akan mengumpulkan tugas. Lalu untuk tugas keterampilan seperti portofolio dan proyek, guru cukup menggunakan aplikasi Google Classroom, karena akan menghemat memory handphone guru tersebut sangat efektif bukan. Nilai dari google classroom tinggal bapak ibu guru share di grup whatsaap anak-anak. Sehingga mereka mengetahui nilai mereka dan karya mereka di hargai.  Semoga bapak ibu guru bisa selalu menjadi inspirator yang baik untuk para murid-muridnya dan membuat negara ini bisa menjadi negara maju. Semangat terus bapak ibu guru karena kemerdekaan itu adalah ajang berkarya bukan untuk bergaya.


#DirgahayuHUTRI75

#INDONESIAMAJU

 

Komentar

Posting Komentar